Jumat, 08 April 2011
Wisata Alam Kawah Kamojang

POLSEK IBUN BAGI-BAGIKAN SELEMBARAN
Kepolisian Sektor Ibun, Kab. Bandung memberikan seleberan kepada 100 pengguna motor sebagai bentuk sosialisasi untuk menolak segala bentuk kegiatan berandal bermotor serta mendukung aparat pemerintah untuk menindak tegas pelaku berandal bermotor, pada Selasa (4/1). Seleberan tersebut dibagikan di tiga titik tempat berbeda yakni di depan kantor Polsek Ibun, lalu di jalan raya perbatasan antara Kecamatan Ibun dan Majalaya, serta di tempat mengumpulnya pemuda di Kamojang, Kab. Bandung.
Kapolres Bandung Ajun Komisaris Besar Hendro Pandowo melalui Kapolsek Ibun Iptu Bimo Moernanda mengatakan, sosialisasi menolak segala bentuk kegiatan berandal bermotor di wilayahnya akan dilakukan selama dua bulan. Setelah itu, apabila ditemukan ada kegiatan berandal bermotor di wilayahnya maka mereka akan menindak tegas tanpa pandang bulu.
“Masyarakat Kec. Ibun telah menjadikan berandal bermotor sebagai gangguan ketertiban di masyarakat. Bahkan, berandal bermotor telah menimbulkan keresahan di lapisan masyarakat terutama orang tua. Oleh karena itu, masyarakat Kec. Ibun menyatakan berandal bermotor telah berdampak negatif terhadap para remaja di Kec. Ibun,” kata Bimo.
Bimo menuturkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Kapolres Bandung yang telah membuat nota kesepahaman dengan berbagai pihak untuk menolak segala bentuk aktivitas berandal bermotor.
“Aktivitas berandal bermotor di wilayah kami tidak ada, namun kita pereventif saja. Karena disini banyaknya masih bibit yang rata-rata masih dibawah 18 tahun sehingga aktivitasnya jarang,” ujarnya,
Selain memberikan selebaran, lanjut Bimo, pihaknya memiliki program Jumat keliling yang dilakukan sebelum shalat Jumat. Jumat keliling tersebut yakni berupa mendatangi sekolah-sekolah baik SMP maupun SMA sambil memberikan sosialisasi bahayanya aktivitas berandal bermotor.
Menurut Awa (37), salah satu warga Kec. Ibun, Kab. Bandung, merespon positif kegiatan aparatur pemerintah tersebut. Dengan demikian, dia berharap Kec. Ibun menjadi aman dari kegiatan berandal bermotor.
“Alhamdulillah sejauh ini lingkungan di Kec. Ibun aman, semoga saja kedepannya tambah aman tidak seperti daerah lain yang banyak aktifitas geng motornya,” tuturnya.
Foto-foto Bandung Tempo Doeloe
Bulan Oktober dan November yang lalu di Bandung diadakan festival komunitas kreatif yang bernama Helarfest. Nah, panitia Helarfest memajang foto-foto Bandung tempo doeloe seukuran papan billboard. Foto-foto itu dipajang pada tiang penyangga jalan layang Pasupati di sepanjang jalan Cikapayang. Pengendara yang melewati jalan di bawah jembatan layang ini tentu dapat menikmati forto-foto besar yang menampilkan kota Bandung pada awal abad 20. Hingga sekarang foto-foto besar itu masih dipajang.
Kemarin saya menyempatkan diri turun dari kendaraan dan memfoto foto-foto yang menarik itu sepanjang jalan Cikapayang. Sebagai penggemar foto, saya sangat suka mengabadikan hal-hal menarik yang saya lihat sepanjang perjalanan. Berikut hasil jepretan saya (dengan kamera ponsel). Klik foto untuk melihat lebih besar.
1. Foto perempatan jalan A.Yani dan Jalan Riau (Martadinata) pada tahun 1920.
2. Jalan Riau pada tahun 1917.
3. Alun-alun Bandung pada tahun 1938.
4. Jalan Asia Afrika pada tahun 1920
5. Jalan Braga pada tahun 1911
6. Kampus ITB pada tahun 1920
7. Kologdom (markas militer) pada tahun 1923
8. Jalan antara Kopo dan Ciwidey pada tahun 1880
9. Masjid Agung dan alun-alun Bandung pada tahun 1890
10. Seputar GOR Saparua pada tahun 1930
11. Taman Balaikota pada tahun 1920
Kamis, 07 April 2011


Majalaya oh majalaya
Lebih dari 2.000 pedagang Pasar Baru Majalaya, Jln. Pasar Baru, Majalaya, Kab. Bandung kehilangan usahanya, menyusul kebakaran yang menimpa pasar tersebut, Senin (19/7) pukul 07.30 WIB. Akibat kebakaran yang berlangsung sekitar dua jam itu, sedikitnya 1.400 kios dan lapak kini tinggal puing-puing. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Kerugian ditaksir mencapai Rp 5 miliar.
Para pedagang berharap Pemkab Bandung bisa segera membangun kembali pasar tersebut. Bahkan mereka pun berharap Pemprov Jabar turun tangan membantu pembangunan kembali pasar itu agar bisa cepat terwujud. Mereka khawatir akan menganggur terlalu lama, terlebih menjelang maremaan bulan Ramadan.
“Kami berharap Pemkab Bandung segera membangun pasar ini kembali. Kalau bisa Bapak Gubernur juga turut membantu supaya lebih cepat lagi pembangunannya,” ujar Popon (50), salah seorang korban kebakaran.
Kebakaran yang terjadi 20 hari menjelang bulan Ramadan ini, kata Popon, akan menghapus harapan pedagang meraup untung. Padahal, lanjutnya, bulan Ramadan hingga Idulfitri merupakan masa ramai pembeli. Kalau kesempatan itu tidak bisa dimanfaatkan, para pedagang akan kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga yang biasanya cukup tinggi.
Berkaitan dengan kebutuhan tersebut, kata Popon, meski pemerintah tidak segera membangun pasar tersebut, para pedagang akan membuat kios dan lapak darutat berupa bedeng-bedeng. “Daripada menganggur, mending dagang, meskipun darurat. Saya berniat begitu dan beberapa rekan pedagang juga sudah berencana seperti itu,” ujarnya.
Djadja (34), korban lainnya, mengaku belum memikirkan apa-apa karena masih syok. Meski demikian, ia berharap bisa segera berdagang. “Untuk sementara belum ada rencana, masing bingung. Tapi kalau harapan ya bisa dagang secepatnya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kab. Bandung, Bambang Budiraharjo mengatakan, hasil pendataan, kios dan lapak yang terbakar tercatat sebanyak 1.423 unit. “Kebakaran ini mengakibatkan 575 unit lapak dan 848 kios pedagang hangus. Kerugiannya mencapai miliaran rupiah,” katanya
Penyebab kebakaran sendiri, katanya, belum bisa dipastikan karena masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Agar para pedagang tetap bisa berjualan, pihaknya akan mengumpulkan mereka untuk mengetahui apa saja keinginannya. “Kita ‘kan tidak tahu apa yang diinginkan para pedagang, apakah untuk sementara ingin direlokasi ke tempat yang baru atau tetap di sana. Kalau sudah tahu apa yang diinginkan mereka, baru kita lakukan langkah selanjutnya,” jelasnya.
Luluh lantak
Kebakaran yang terjadi Senin kemarin, meluluhlantakkan hampir semua kios yang ada di Pasar Baru Majalaya.
Menurut saksi mata, kejadian ini berlangsung cepat. Pagi itu sekitar pukul 07.30 WIB, tiba-tiba terdengar teriakan, “Kebakaran…! Kebakaran…!” dari sejumlah pedagang. Kontan para pedagang lainnya panik dan berhamburan untuk menyelamatkan diri. Suasananya begitu kacau balau.
Apalagi kios-kios tersebut dibangun semiparmanen dan sebagian terbuat dari tripleks dan kayu kaso-kaso. Terlebih banyak barang dagangan yang mudah terbakar, seperti kertas, buku, pakaian, dan barang-barang plastik lainnya.
“Awalnya terdengar teriakan, katanya salah satu kios di bagian dalam pasar terbakar. Mendengar itu, semua panik dan langsung berhamburan ke luar kios. Apalagi api sangat cepat membesar,” papar Hendra yang saat itu sibuk menyelamatkan kios pakaian orangtuanya, H. Memet (alm).
Selain kios milik orangtuanya, ia juga membantu kakak iparnya, Desra (36) dan kakaknya Buyung (36), yang kios plastiknya turut terbakar.
Berbarengan dengan upaya penyelamatan, sebagian pedagang dibantu warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Kebetulan di samping pasar terdapat sungai, sehingga warga bahu-membahu mengambil air dengan ember. Namun upaya para pedagang dan warga tersebut tak seimbang dengan amukan api.
Sebelas unit mobil pemadam kebakaran dari Damkar Pemkab Bandung (7 unit), Kota Bandung (1), Kota Cimahi (1), Kab. Bandung Barat (1), dan Pertamina Kab. Bandung (1), yang datang ke lokasi juga tak sanggup menghentikan api dengan cepat. Api baru benar-benar dapat dipadamkan pukul 09.30 WIB, setelah meluluhlantakkan hampir semua bangunan kios dan lapak. “Selain kios dan lapak, tiga unit MCK dan satu unit musala juga ikut terbakar,” imbuh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Baru Majalaya,
Sejauh ini tidak ditemukan korban jiwa. Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Majalaya, dr. Rustam yang terjun langsung ke lokasi mengatakan, baik hasil tinjauan lapangan maupun laporan petugas IGD, tidak ada korban jiwa maupun luka bakar. “Sampai pukul 13.00 WIB, hasil tinjauan di lokasi maupun laporan petugas IGD, tidak ada korban,” tandasnya.

Dampak buruk togel merajalela
Hallo pendengar,berita kali ini yang mau saya informasikan tentang maraknya lagi togel setelah bertahun tahun lamanya sekarang muncul lagi,dan dasyatnya si togel ini engga tanggung-tanggung sekarang memanfaatkan dunia maya seperti situs internet seperti yang terjadi dimasyarakat kab.bandung .
seperti di kec.IBUN ampir tiap malam ramai dengan suara motor karena orang-orang yang ngumpul di tempat salah satu warga yang bisa di katakan Bandarnya,Yang menampung pembeli no undian.
malahan saking hobi nya kata salah satu warga dia sampai nyuruh anaknya yang baru ber umur 7tahun,untuk membeli no undian,sungguh malang nasib anak itu karna kecil2 sudah diajarin yang ga baik ,gmna masa depannya ?
Padahal dampak dari adanya togel membuat masyarakat menjadi gampang marah,bermalas-malasan karna waktu luangnya dijadikan untuk mengacak nomer istilahnya ngode dan ingin terus dan terus membeli no undian togel ,padahal selama ini belum ada yang sukses karna pasang togel apakah pemerintah mau diam saja,Dengan adanya togel di lingkungan masyarakat?
Ada salah satu warga juga merasa risih dengan marak nya togel di kp talun rt 03/07 karna salah satu bandarnya deket sekali dengan mesjid,jadi kalo waktu pengajian di mesjid merasa terganggu dengan bisingnya orang-orang yang lgi ngumpul di tempat togel tersebut.
Katanya tolong dong ke pemerintahan untuk blokir situs togel tersebut,dan untuk kepolisian setempat memberantas Bandar togel tersebut?
Saya andra ardian rakom cita fm melaporkan
Mungkin benar apa yang dikatakan warga setempat,citarum jauh berbeda,tidak seperti beberapa tahun ke belakang,airnya bersih bebatuan terlihat ikannya banyak bisa berenang atau nyuci,tapi sekarang jauh berbeda?kotor airnya bau banyak sampah dan tidak bisa di gunakan .
Salah satu sesepuh di desa tanggulun menyayangkan semuanya kini jauh berbeda?mungkin ini dampak dari buang sampah sembarangan katanya,apalagi hujan besar sekarang suka banjir ke rumah-rumah warga sampai 2 meter banyak lumpur dan sampah yang terbawa air banjir dan warga pun tidak bisa beraktivitas selama air blm surut.
Belum lagi warga setempat harus membersihkan lumpur setinggi 10cm bekas banjir di depan rumah mereka
Apakah kita harus minta tanggung jawab?tapi ke siapa
Mungkin sekarang kita sendiri yang harus menyadari semua ini,sekecil apapun yang kita perbuat,seperti buang sampah pada tempatnya,demi mencintai lingkungan dan sungai?
Andra ardian rakom cita fm melaporkan


MAJALAYA JAUH BERBEDA
mungkin benar majalaya yang dulu beda 100% dengan majalaya yang sekarang
banyak gedung tingkat tinggi dan keberadaan delman yang membuat majalaya kumuh,tapi ga apalah mungkin kita harus bisa ber adabtasi dengan majalaya yang baru
keberadaan delman yang kurang lebih 200 delman yang ada di majalaya tercinta sampai-sampai ada jurusan seperti cipaku majalaya,majalaya panyadap dan masih banyak lagi,dan kurangnya tegas atau membuat peraturan oleh pemerintahan setempat,tentang ke beradaan delman tersebut?
jadi kotoran kuda bertebaran dijalan-jalan yang membuat kumuh majalaya tersebut,padahal kalo kotoran itu ditampung pake karung biar ga bertebaran kmana-mana
yang saya lihat hanya iurannya yang sering kali harus tiap hari ,tapi knapa mereka ga tegas?kadang-kadang delman tersebut saking banyaknya pernah membuat jalan raya macet,mungkin yang saya harapkan pemerintahan kab.bandung kedepanya menyediakan tempat khusus ya mungkin bisa di bilang terminal delman?
pantesan kata warga sekitar majalaya sekarang jadi kota kuda mungkin gara-gara banyaknya delman,
inilah majalaya yang sekarang


















